Saturday, December 17, 2011

Future : Konsep Otomotif Masa Depan

Mmm, Banyak yang mengira - ngira seperti apa masa depan yang akan datang. Ada yang menyatakan akan adanya masa depan karena revolusi besar - besaran baik di bidang politik negara , hubungan internasional , hiburan , gadget , sampai ke industri otomotif . . .
        Nah kali ini saya mencoba mengulik sedikit tentang konsep - konsep mobil maupun motor di masa depan. berikut beberapa ulasannya :


        Konsep motor masa depan yang pertama adalah sebuah konsep dari seorang seniman asal korea yang bernama Jaewan Jeong, Konsep motor ini merupakan hasil imajinasinya. Meski masih berupa konsep namun motor ini terlihat cukup menjanjikan. Desainnya yang begitu ramping dan sangat fleksibel dari segi body part'snya maupun mesin yang digunakannya. Motor ini di konsepkan ramah lingkungan dengan bahan bakar dari bio diesel yang hemat. Beban dari motor ini di perkirakan mencapai 18 kg dan di lengkapi mesin turbo injeksi yang sangat mutakhir dan modern. Nama motor unik ini masih di rahasiakan akan tetapi di perkirakan motor ini akan dapat terwujud pada abad 22. kita tunggu saja bagai mana kelanjutannya . . . :-)



        Selanjutnya sebuah konsep mobil dari salah satu perusahaan ternama asal jepang yaitu TOYOTA yang meluncurkan sebuah konsep mobil masa depan yang sangat spektakuler yang di berinama TOYOTA FUN VII yang bergaya modern bersifat body LED layaknya Gadget IPhone dari produsen Apple. Yah bagaimana tidak hebat, karena hampir seluruh bagian dari body mobil ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang dapat mengvisualisasi kan gambar maupun efek visual lainnya sehingga tampilan dari mobil ini dapat berubah - ubah sesuai keinginan kita. Selain itu mobil ini dapat di katakan Full Otomatis karena memiliki sistem operasi layaknya komputer sehingga mobil ini mendapat julukan " Smart Car".


Gimana, keren - keren kan?
Jadi gak sabar nunggu masa depan . . . :-)

Monday, December 12, 2011

Friendship

Apa arti Sahabat ?

Sahabat. Apa sih arti dari sebuah persahabatan?? Ada yang bilang sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya mikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.
Cuma segitu arti persahabatan ??
Suatu hari saya menyatakan A adalah sahabat saya. Ketika A ditanyakan, siapa sahabat kamu, A menjawab B, C, D, namun tidak menyebutkan nama saya. Dari sini saya mencoba memikir ulang. Apakah saya bukan termasuk sahabatnya? Apa saya bukan sahabat yang baik? Hal ini sering terbesit dalam pikiran saya Teman saya banyak. Saya pergi dengan teman-teman yang berbeda. Namun apakah mereka adalah sahabat saya? Karena terkadang teman untuk hang out berbeda dengan sahabat.
Ada seorang sahabat saya mengirim sms pernyataan, “Saya nggak berharap untuk jadi orang yang terpenting dalam hidup kamu, itu permintaan yang terlalu besar. Saya cuma berharap suatu hari nanti kalo dengar nama saya, kamu bakal tersenyum dan bilang, dia sahabat saya.” Damn! Itu benar-benar merasuk ke hati saya. Itulah kata-kata yang saya cari. Saya tidak butuh pernyataan apa-apa. Tapi ketika ada orang menyebutkan nama saya, ia akan bilang “Chika adalah sahabat saya”. Saya nggak perlu menyebutkan siapa-siapa aja sahabat saya, because you know who you are. Buat saya, sahabat adalah orang yang menganggap saya sebagai sahabat. Kita tidak perlu nyebutin sahabat saya adalah A, B, C, D, E. Karena 1 nama saja terlupakan, orang itu pasti akan sedih. Begitupun sebaliknya. Kalo sahabat kamu menyebutkan nama-nama sahabatnya namun lupa untuk menyebutkan nama kamu, kamu pasti sedih. Karena itu saya cuma bisa dibilang orang-orang yang merupakan sahabat saya adalah orang-orang yang menganggap saya sebagai sahabat.
Berikut adalah kutipan pernyataan dari seorang sahabat:
Seorang teman tetap memberi ruang gerak pribadi, privacy sebagai seorang manusia. Dan kita akan berasa deket dengan dia walaupun ga ketemu dan ga kontak dalam waktu yang lama. Karena pertemanan itu pada dasarnya dari ikatan hati. Ga bakal ilang walaupun dimensi jarak memisahakan kita. Kita harus mengkui bagaimanapun juga kita ga bisa menghilangkan dia dari hati kita. Dan tanpa teman, kita ga akan seperti sekarang ini.
Chika says :
“Manusia selalu hidup berkelompok. Tiada manusia yang dapat hidup dalam kesendirian. Apabila ada, maka manusia tersebut benar-benar mahluk yang malang dan hidupnya tentu tidak berwarna.”
Muschi Says :
"Manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial yang hidup bersama di muka bumi. Tak ada seorangpun yang hidup sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Maka jagalah sahabatmu, karna tanpanya hidupmu akan dipenuhi kesulitan yang tak akan pernah selesai."

Sumber : http://chikastuff.wordpress.com/2007/01/25/apa-arti-sahabat/






Sunday, December 11, 2011

My Best Day : 1

Remember This Day 11 Dec 2011 . . . :-)
11122011 - 11122111 ( 0 replace by Her )
'' The Best Day Ever "





Style : Harajuku From Japan

Harajuku

Harajuku (原宿 "meadow lodging") is the common name for the area around Harajuku Station on the Yamanote Line in the Shibuya ward of Tokyo, Japan.
Every Sunday, young people dressed in a variety of styles including gothic lolita, visual kei, and decora, as well as cosplayers spend the day in Harajuku socializing. The fashion styles of these youths rarely conform to one particular style and are usually a mesh of many. Most young people gather on Jingu Bridge, which is a pedestrian bridge that connects Harajuku to the neighboring Meiji Shrine area.
Harajuku is also a fashion capital of the world, renowned for its unique street fashion. Harajuku street style is promoted in Japanese and international publications such as Kera, Tune, Gothic & Lolita Bible and Fruits. Many prominent designers and fashion ideas have sprung from Harajuku and incorporated themselves into other fashions throughout the world.
Harajuku is also a large shopping district that includes international brands, its own brands, and shops selling clothes young people can afford.

Location

Harajuku is an area between Shinjuku and Shibuya. Local landmarks include the headquarters of NHK, Meiji Shrine, and Yoyogi Park.
The area has two main shopping streets, Omotesandō and Takeshita Street (Takeshita-dōri). The latter caters to youth fashions and has many small stores selling Gothic Lolita, visual kei, rockabilly, hip hop, and punk outfits, in addition to fast food outlets and so forth.
Omotesandō has recently seen a rise in openings of up-scale fashion shops such as Louis Vuitton, Chanel, and Prada. The avenue is sometimes referred to as "Tokyo's Champs-Élysées". Until 2004, one side of the avenue was occupied by the Dōjunkai Aoyama apāto, Bauhaus-inspired apartments built in 1927 after the 1923 Kantō earthquake. In 2006 the buildings were controversially destroyed by Mori Building and replaced with the "Omotesando Hills" shopping mall, designed by Tadao Ando. The area known as "Ura-Hara", back streets of Harajuku, is a center of Japanese fashion for younger people—brands such as A Bathing Ape and Undercover have shops in the area.

History

Harajuku as it is now traces its roots to the end of World War II during the Allied occupation of Japan. U.S. soldiers and government civilians and their families lived in a nearby housing area called Washington Heights. It became an area where curious young people flocked to experience a different culture and stores in the area stocked goods marketed towards middle and upper class Japanese and Americans.
In 1958, Central Apartments were built in the area and were quickly occupied by fashion designers, models, and photographers. In 1964, when the Summer Olympics came to Tokyo the Harajuku area was further developed, and the idea of “Harajuku” slowly began to take a more concrete shape.
After the Olympics the young people who hung out in the area, frequently referred to as the Harajuku-zoku, or the Harajuku tribe, began to develop a distinct culture and style unique to different groups and the area. From this distinct style grew the culture of Harajuku as a gathering ground for youths and as a fashion mecca.

Styles

The term "Harajuku Girls" has been used by English-language media to describe teenagers dressed in any fashion style who are in the area of Harajuku. This fashion infuses multiple looks and styles to create a unique form of dress. The cyber-punk look takes its influence from gothic fashion and incorporates neon and metallic colors.
Punk style in Harajuku is more of a fashion than a statement. Its fashion mainly consists of dark colors, plaid, chains, and zippers. Punk style is also one of the more gender-neutral fashions in Harajuku.
Ganguro is a style that symbolizes the average American teenager. The term translates to ‘black-faced’. The basic look is what Westerners would call a ‘California girl’, with bleached hair, dark skin, fake eyelashes and nails. It is not clear how Ganguro came to be. Many assume it originated in the early 1990s, and was meant as a way of rebelling against the traditional Japanese ideas of beauty (pale skin, dark hair, etc.)
Cosplay is more of a costume-based style. A cosplay enthusiast will usually dress as a fictional or iconic character from a band, game, movie, anime, or manga.
Ura-Hara is another section of Harajuku, which caters to a mostly male population interested in a hip-hop, graffiti, and skater fashion and culture. Ura-Hara is seen as the opposite of Harajuku in that it’s more hidden and reserved.
In addition to Harajuku is its counterpart, known as Visual Kei. this refers to the style of bands and their fanbase. The term Visual Kei literally means a ‘visual style of music’. The melodies of the music these bands perform often resemble eighties rock, heavy metal, or techno; in some cases, the sound is a good mix of the three. The fashion began in the 1980s, when American metal bands were popular. Japanese fans loved how their idols would dress frantically and paint makeup wildly on their faces, so they began to emulate their style. This mimicking is also known is costume play, or cosplay

Impact

Some countries have embraced this culture and arrange meetings under the same fashion as their Japanese counterpart. For example, in Colombia they are frequently held at the surrounding area of the Virgilio Barco Library in Bogotá.




Sumber :  http://en.wikipedia.org/wiki/Harajuku